Selasa, 31 Agustus 2010

Puluhan pelajar yang menjadi (PSK).demi membeli barang kebutuhan pribadi.



BANDUNG – Puluhan pelajar yang menjadi pekerja seks komersial (PSK) dan ditangani LSM Cemara rela melakukan aktivitas tersebut demi membeli barang kebutuhan pribadi.

Menurut aktivis LSM Cemara, Eli, kebutuhan barang yang mereka beli beragam, di antaranya sepatu baru dan ponsel.

"Mereka rata-rata berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Selain untuk kebutuhan ekonomi, mereka terpaksa melakukan itu untuk kepentingan pribadi seperti beli sepatu baru atau HP," kata Eli kepada wartawan di Restoran BMC Bandung, Selasa (15/6/2010).

Eli mengatakan, pelanggan para pelajar SMA itu beragam. Namun, lanjutnya, rata-rata berasal dari kalangan Om-om.

"Ya ada juga dari kalangan muda. Rata-rata berasal dari Bandung," tandas Eli. Disinggung soal tarif, Eli mengaku tidak menanyakannya kepada mereka. Menurut Eli, soal tarif merupakan hak mereka.

"Soal tarif kita tidak menanyakannya, itu hak mereka. Sejauh ini kami LSM cemara berupaya untuk meminimalisir agar mereka tidak sampai keterusan menjalani profesi tersebut," kata Eli.

Lebih jauh Eli mengatakan, para pelajar SMA itu melakukan aktivitas belajar setiap hari seperti biasa. Namun, kata dia, pada malam harinya, mereka keluar rumah sekitar pukul 22.00 WIB.

"Rata-rata mereka mulai keluar rumah setelah belajar sekitar pukul 10 malam. Alasannya pergi ke rumah teman," kata Eli. Disinggung modus lain selain mangkal di suatu tempat, Eli mengatakan, mereka biasanya sudah janjian via telepon.

"Bisa by phone. Nomor telepon itu biasanya diperoleh dari orang lain yang sudah berhubungan dengan pelajar tersebut," kata Eli.

Eli pun mengimbau kepada para orangtua yang memiliki anak wanita yang masih pelajar agar meningkatkan pengawasan. Jika izin keluar rumah pada malam hari, orang tua patut mewaspadainya.

"Orangtua juga harus meningkatkan pengawasan. Kalau anak perempuannya keluar malam, patut diwaspadai," kata Eli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post